Kelas Menulis PGRI - Blog Ridwan Nurhadi

Breaking

Berbagi tak pernah Rugi

Senin, 27 April 2020

Kelas Menulis PGRI





Pada awalnya saya ragu, saat membaca flyer kelas menulis yang singgah diberanda Facebookku, begitupula saat saya buka Instagram dan lagi-lagi muncul flyer tersebut. Keraguanku bukan pada sosok yang menyelenggarakan kegiatan tersebut namun lebih pada media yang digunakannya, “Masa sih cuma lewat WA bisa menulis buku” Begitu gumam dalam hati.
Sosok dalam flyer itu saya kenal sekali, Bapak Wijaya Kusumah atau Om Jay panggilan beliau. Pertama kali mengundang beliau saat membaca buku “Menjadi guru tangguh berhati cahaya” tahun 2012 yang lalu. Kemudian saya langsung meminta kepala sekolahku saat itu untuk mengundang beliau, mengingat memang sekolah kami sering mengundang motivator untuk mengisi pelatihan. Pada tahun itulah saya pertamakali berinteraksi dengan beliau.
 Begitupun saat saya aktif di salah satu organisasi guru, ternyata beliau menjadi pengurus di organisasi tersebut dan akhirnya saya sering berinteraksi dengan beliau dikarenakan beliau sering mengisi kegiatan pelatihan di organisasi tersebut. Pada saat KSGN (Komunitas Sejuta Guru Ngeblog) mengadakan acara, lagi-lagi bertemnu dengan beliau sebagai narasumber. Wah luar biasa sosok bapak yang satu ini. Dibeberapa kegiatan guru tingkat nasional beliau selalu tampil didepan. Apalagi saat ini beliau diamanahi sebagai sekjen ikatan guru TIK PGRI.
Kembali lagi kepada flyer yang sering mondar-mandir diberanda, akhirnya saya beranikan diri menghubungi beliau lewat WA. Bukan karena flyernya namun karena mengenal baik sosok foto bapak-bapak di foto tersebut. Saya  ingat sosok itu Om Jay karena memang ‘berteman’ dengan akun  beliau di Instagram dan Facebook. Eng ing eng belum satu menit saya mengirim pesan di WA langsung beliau merespon dengan mengirimkan link grup WA Belajar menulis gelombang delapan.
Akhirnya sampailah pada saat berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan saya kedalam grup menulis yang di bimbing Om Jay. Saya bergabung disini karena kerinduan pada jiwa penulis yang sudah padam, bahkan blogku pun sudah lama tak terawat. Padahal sepandai apapun kita jika kita tak menulis maka kita akan dilupakan oleh sejarah karena menulis adalah kerja untuk keabadian. Bahkan dalam Islam diserukan “Ikatlah ilmu dengan menuliskan”.
Ternyata, apa yang ada dibenak saya  pada awal ingin bergabung itu salah. Kelas menulis yang  dibayangkan ‘boring’ alias ‘gabut’  kata anak sekarang ternyata tidak terbukti. Om Jay dengan piawai menghidupkan suasana kelas meskipun kelas tersebut hanya menggunakan WA. Kuliah malam bersama para narasumber yang luar biasa menjadi daya tarik para peserta. Sehingga mereka asyik dibawa kedunia diskusi, Sejenak kami melupakan keadaan bahkan mungkin penderitaan.
 Fisik kami boleh terkekang dirumah namun ide kami melanglang buana. Kami tak dibatasi lagi oleh ruang dan jarak. Om Jay telah berhasil memaksa otak kami kembali berkutat dengan aksara, jari jemari kami pun dipaksa kembali ke atas papan keyboard. Menelusuri ‘tuts’  huruf demi huruf sehingga menjadi kata, kata menjelma menjadi paragraf dan kelak paragraf itu akan berkolaborasi menjadi karya.
Kelas menulis ini telah membangkitkan kembali jiwa penulis didalam raga para guru. kita masih tetap dapat meningkatkan kapasitas diri ditengah pandemi. Luruskan niat saat menulis dan percayalah meski hanya lewat kata, kita akan mampu merubah dunia. Maka menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang akan terjadi.







  Ridwan Nurhadi, S.Pd,. Gr.

10 komentar: